Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tirakat Malam Hari


 

Tirakat malam hari, atau dalam Bahasa Jawa Melek Bengi, atau bergadang adalah kegiatan mendekatkan diri pada Allah. 

Banyak sekali aktivitas orang ketika terjaga di malam hari, namun belum bisa disebut Tirakat. 

Sebagai contohnya adalah mabuk dan berjudi. 

Kegiatan semacam itu justru merusak diri sendiri. Ada juga, terjaga di malam hari tapi melakukan hal-hal yang tidak berguna. 

Misalnya berkhayal, dan mengobrol yang tidak ada gunanya. 

Itu semua adalah hal-hal yang tidak bermanfaat. 

Terjaga di malam hari itu membutuhkan banyak  energi, namun itu tidak akan bermanfaat, jika kita melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat .

Saat ini, dengan berkembangnya teknologi, utamanya media sosial, kita begitu mudah untuk melakukan Terjaga di malam hari. 

Namun tidak ada gunamya jika kita terjaga di malam hari dengan melakukan browsing, bermain Facebook, YouTube, Instagram dan lain sebagainya. 

Itu pun juga belum bisa dikatakan sebagai tirakat. Karena hal-hal tersebut membuat kita terlena. 

Atau melakukan hal-hal yang bersifat duniawi meskipun berguna. Misalnya lembur, juga belum bisa disebut tirakat.

Saat ini, yang namanya melek bengi adalah hal yang biasa, akan tetapi kita jangan sampai kehilangan makna sakral dari keterjagaan kita di malam hari. 


Tirakat Malam Hari

Salah satu cara orang Jawa untuk melatih kesadaran adalah tidak tidur atau mengurangi tidur di malam hari. 

Seorang ahli tirakat, ketika melakukan tirakat malam, akan berusaha menggunakan sepanjang waktunya di malam hari tersebut, untuk memakmurkan malam. 

Bagaimana memakmurkan malam? 

Pertama dengan melakukan salat-salat Sunnah. 

Berusaha memakmurkan malam dengan sujud kepada Allah. 

Allah yang menguasai sunnatullah di alam semesta ini, kemudian salat taubat, kita sujud kepada Allah yang Maha mengampuni. 

Shalat hajat atau tahajud, kita sujud kepada Allah yang Maha menguasai segala hajat. 

Shalat istikharah, dimana kita sujud kepada Allah yang Maha Pintar dan memberi petunjuk kepada hambaNya.

Memakmurkan malam dengan Shalat, dan menjiwai, menghayati, dan meresapi makna di dalam salat tersebut, itulah yang disebut tirakat. 

Makna Tirakat adalah memperjalankan jiwa kita kepada Allah. 

Mengapa kita memperjalankan jiwa kepada Allah? 

Karena kita ini adalah makhluk yang lemah, daya kita terbatas. 

Kita melakukan tirakat malam hari untuk mendekatkan diri kita kepada Allah, yang daya dan kuasanya tak terbatas. 

Kekayaan, kehormatan, dan kemuliaan kita terbatas. Sudah seharusnya kita mendekatkan diri kepada Allah yang maha segalanya.

Apalagi yang sebaiknya dilakukan ketika Tirakat Malam? 

Dalam memakmurkan malam, para insan Thariqoh, menggunakannya dengan melakukan Muhasabah dan dzikir. 

Dzikir yang diulang-ulang, atau di Istiqomahkan menjadi wirid. 

Dzikir boleh dilakukan dengan menikmati rokok dan minum kopi, sambil berMuhasabah. 

Di waktu yang hening itu, kita sebut Asma Allah, yang menguasai Malam. 

Begitu Agungnya Allah, begitu Mulianya Allah,Maha Suci Allah yang menguasai sepanjang malam. 

Terus menerus kita menyebut Asma Allah. 

Kita lakukan puja-puji kepada Allah (Subhanallah, Alhamdulillah,Allahu Akbar).

Ketika kita menyebut Asma Allah, efeknya adalah, munculnya Nurullah pada diri kita, atas izin Allah tentunya. 

Dan  memunculkan Nur Muhammad pada diri kita. 

Dimana Nurullah dan Nur Muhammad akan menjaga hidup dan kehidupan kita. 

Nur Muhammad akan menerangi jiwa kita dalam menjalani hidup dan kehidupan. 

Nur Muhammad akan membimbing kita dari kegelapan menuju terangnya keadaan.

Selanjutnya didalam tirakat Malam, kita melakukan muhasabah terhadap diri sendiri. 

Apakah pada hari itu kita melakukan perbuatan baik atau perbuatan buruk. 

Jika melakukan perbuatan baik, kita bersyukur kepada Allah, Alhamdulillah. 

Jika kita melakukanperbuatan buruk, kita perbanyak beristighfar. 

Tirakat malam hari bisa juga dilakukan dengan bertadabbur, menikmati kesunyian malam. 

Ketika kita melihat bintang gemintang, bulan, awan, lakukanlah Puja Puji kepada Allah. Kita sebut nama Allah yang menciptakan itu semua.

Allah..

Allah..

Allah..

Subhanallah Alhamdulillah Allahu akbar. 


Begitulah, ketika kita menjalani panjangnya malam. Kita asah kesadaran, agar selalu sadar kepada Allah. 

Cipta, Rasa dan Karsa kita senantiasa menyebut asma Allah. 

Itulah salah satu cara mengasah jiwa, untuk mendekatkan diri dengan Allah. 

Hati dan Jiwa kita akan tenang tatkala kita memasrahkan jiwa kita kepada Allah, tawakal kepada Allah.

Mencari Jalan Keluar Melalui Tirakat

Jika kita mengalami satu keadaan yang berat, gelap, sulit, terhimpit, serba kekurangan, kita tetap menyebut Asma Allah, yang mengatur segalanya

Allah..

Allah..

Allah.. 


Allah yang Maha menguasai segala keadaan. Semua beban tidak akan terjadi apabila tidak diizinkan oleh Allah. 

Maka, sebutlah Asma Allah,seberat apapun keadaan kita. Ketika kita melakukan hal tersebut, akan memunculkan Nurullah, yang membuat jiwa kita tenang, tenteram.

Dengan melakukan puja-puji kepada Allah (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu akbar), akan memunculkan satu titik pencerahan. 

Titik terang dalam menghadapi keadaan gelap.

Dan sebaliknya, apabila kita menghadapi suatu keadaan yang enak, nikmat, kita mendapatkan banyak rezeki di siang hari, maka malam itu kita gunakan untuk menyebut asma Allah, yang menguasai segala nikmat. 

Ya Rahman, Ya Rahim, Yang Maha menguasai rezeki, yang maha kaya dan maha segalanya. 

Berdzikir dengan nama Allah 

Allah.. 

Allah..

Allah..


Maka kenikmatan tersebut akan menjadi pencerah, membuat kita semakin bertaqwa kepada Allah. Memperbanyak  ucapan Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar itu salah satu cara bertirakat malam. 

Kesimpulan

Berlatih untuk selalu mengingat Allah, akan membawa kebaikan bagi diri kita. 

Jiwa yang selalu ingat kepada Allah, kita jadikan bekal untuk kita mengarungi kehidupan. 

Menata kehidupan di dunia ini. Apapun yang terjadi di dunia ini, kita jadikan sebagai bekal kedekatan kepada Allah. Agar kita selalu dalam lindungan dan pertolongan Allah.

Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan. 

Seperti itulah yang dinamakan terjaga malam, melek bengi atau begadang. Apakah kegiatan disebut tirakat atau bukan, kita lihat dulu. 

Bagaimana hakikat kita terjaga malam hari. Jika kita melakukan kegiatan yang bermanfaat , maka akan memunculkan manfaat yang baik pula bagi diri kita. 

Dan barangsiapa yang melakukan sesuatu yang sia-sia, tidak berguna, dan menghambur-hamburkan waktu, maka akan mendapatkan suatu keadaan yang kurang bermanfaat pula. 

Dan ini akan berpengaruh dalam kehidupan kita.


Posting Komentar untuk "Tirakat Malam Hari"