Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Layang-layang Ditelan Badai (10)

Novel


Ninien Supiyati 

"Nanti kalau kamu sakit bagaimana, siapa yang harus merawatmu di sana?" kata Haryadi. 

"Benar juga," pikir Ningrum. "Nanti kalau di perjalanan atau di Yogya aku sakit bagaimana ya? Siapa yang akan merawatku, sedangkan aku belum kenal mereka yang ada disana." 

"Ayolah, pakai saja tidak apa-apa." 

"Terus kamu sendiri bagaimana?" kata Ningrum sambil menerima uluran sweter dari Haryadi. Akhirnya Ningrum menerima tawaran Haryadi. 

"Tidak usah pikirkan aku, aku kan laki-laki, lebih tahan bantingan daripada perempuan." 

"Terima kasih," kata Ningrum sambil mengenakan sweter. 

Akhirnya kereta api pun tiba. Penumpang berebut naik. Ningrum mengikuti Haryadi dari belakang. Di dalam kereta, penumpang sudah berjubel. Akhirnya Haryadi hanya menemukan satu tempat duduk yang kemudian diberikan kepada Ningrum. 

Haryadi berdiri disamping tempat duduk Ningrum. Tidak banyak pembicaraan diantara mereka selama dalam perjalanan. Sesampai di Madiun Haryadi baru mendapatkan tempat duduk didepan Ningrum selisih satu deret. Tidak mengapa, karena perjalanan cukup jauh. 

oOo

Sampai di Yogyakarta hari sudah malam. Haryadi mengenalkan Ningrum pada kakaknya, yang masih duduk di salah satu perguruan tinggi. Haryati nama kakak perempuan Haryadi, menerima kedatangan Ningrum. Sedangkan Haryadi menginap di rumah saudaranya yang lain. 

Ningrum sangat terkesan dengan Haryati, kakak Haryadi, orangnya ramah dan penyabar. 

"Betapa bahagianya aku kalau punya kakak seperti dia" pikir Ningrum. 

Malam itu Ningrum tidur satu bed dengan Haryati. Ningrum segera tidur, karena memang hari sudah agak larut dan esok hari Ningrum harus tes seleksi beasiswa yang akan dilaksanakan selama dua hari.

oOo

Haryati meminjamkan sepedanya untuk Ningrum. Hari pertama, Ningrum dan Hariadi bersepeda menuju lokasi tempat tes. Rupanya Haryadi sudah sering berkunjung ke Yogyakarta, dia sudah sangat hafal dengan jalan-jalan di Yogyakarta. 

Ningrum sangat heran dengan kesibukan kota Yogyakarta, yang pada pagi hari dipenuhi oleh pelajar dan mahasiswa yang semuanya bersepeda. 

Jam 10.00 tes hari pertama sudah selesai. Mereka langsung pulang ke penginapan masing masing. Pada hari kedua tes selesai sama seperti hari pertama. Pada hari kedua mereka pulang melalui jalan lain dengan maksud untuk mencari jalan pintas. Karena lalu lintas jalan yang sangat padat oleh pengendara sepeda, akhirnya mereka terpisah. 

Ningrum kebingungan karena dia sama sekali tidak mengenal kota Yogyakarta. Mau melapor ke polisi dia tidak tahu dimana kantor Polisi, sedangkan waktu itu tidak ada polisi yang siaga dijalan raya.

Alamat lengkap  tempat indekost mbak Haryati dia juga tidak tahu. Akhirnya Ningrum memilih diam ditempat dia terpisah, dengan harapan Haryadi akan menyisir kembali jalan yang dilalui. 

Cukup lama Ningrum berdiam dipinggir jalan sambil memegangi sepedanya, namun Haryadi tak kunjung datang juga.

Tiga puluh menit telah berlalu, akhirnya Haryadi muncul dari arah ketika mereka pulang dari lokasi tempat  tes. 

"Kok kamu bisa ketinggalan sih?" tanya Haryadi. 

"Aku tak biasa bersepeda ditempat seramai ini," jawab Ningrum. Ternyata benar dugaan Ningrum, Haryadi menyisir kembali jalan  yang dia lalui bersama Ningrum, mulai dari lokasi tempat tes. 

Sampai di rumah sudah jam tiga sore. 

Ningrum ditanya oleh Haryati mengapa sampai sore. Ningrum terus terang bahwa mereka, kesasar, karena berminat mencari jalan pintas. Haryati memakluminya. 

oOo

Hari ketiga siang sudah berada di stasiun Tugu untuk kembali ke kota asal. 

oOo

Setelah selesai tes seleksi dari Yogyakarta Ningrum jarang dan bahkan hampir tidak pernah lagi bermain ke kelas tiga Sosbud-1 kelasnya Sundari. Sandi curiga pada perubahan sikap Ningrum. Akhirnya sandi pun juga jarang berkunjung ke kelas tiga Sosbud-1. 

Sikap sandi yang jarang berkunjung ke kelas tiga Sosbud-1 membuat Sundari curiga. Apakah Ningrum bermaksud merebut Pujaan hatinya? Persahabatan Ningrum dan Sundari pun akhirnya menjadi renggang. 

Sundari diam-diam ingin membalas sakit hatinya pada Ningrum. rasa cemburu yang membakar Sundari membuatnya ingin memperdaya Ningrum. 

"Rosa ada proyek nih, biasanya kamu kan jago merayu laki-laki," kata Sundari saat istirahat jam pertama.

"Jangan ragu lagi tentang itu... Ada yang perlu aku bantu?" Kata Rosa. 

Rosa adalah gadis yang bisa dibilang modern saat itu. Pembawaannya lincah dan genit. Wajahnya cantik dan kulitnya putih bersih. Penampilannya kelihatan bahwa Rosa adalah anak orang kaya.

"Kalau kau bisa merayu Haryadi, kelas tiga paspal-2,  baru kusebut jagoan," kata Sundari. 

Sundari mencium adanya kedekatan hubungan hubungan antara  Haryadi dan Ningrum. Sundari berharap Ningrum dan sandi berteman lagi seperti dulu dan mereka berdua berkunjung ke kelas tiga Sosbud-2.

"Keciil... " kata Rosa mengulurkan tangannya sambil kuku ibu jari diketemukan dengan kuku jari kelingking, maksudnya sekecil kuku jari kelingking. 

oOo

Sementara itu di tempat lain, Ningrum sedang berdiskui tentang mata pelajaran kimia pada Haryadi, sedangkan Sandi sedang berada di luar kelas bersama teman-teman yang lain. Ningrum juga tak ambil pusing tentang sandi, karena sandi dianggapnya sebagai kakak atau teman biasa. 

Justru Ningrum pusing dengan dirinya sendiri, penyakit apa gerangan yang menyerang dirinya.

Konsentrasi belajar berkurang. Kalau mau benar-benar konsentrasi  membutuhkan tenaga yang lebih.

Mengapa kini dirinya tidak seperti dulu lagi? Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya setelah mengikuti tes seleksi beasiswa bersama Haryadi? 

Mengapa kini waktunya banyak dihabiskan untuk memikirkan tentang Haryadi? 

Apakah Haryadi juga memikirkan dirinya? 

Apakah dirinya akan bertepuk sebelah tangan? 

Apakah ini yang dinamakan cinta? Kalau benar ini yang disebut cinta, maka menurut Ningrum cinta itu menyakitkan. 

Kalau cinta itu sakit, lalu Mengapa kamu jalani juga? 

Mengapa kamu mau dihinggapi cinta? 

Kalau tahu cinta itu sakit harusnya kamu menghindar! Tapi mengapa saat ini kamu malah mendekati Haryadi. 

Terjadi dialog dalam diri Ningrum sendiri. 

"Kalau jumlah basa lemah nya lebih besar dari asam kuatnya, berarti larutan ini penyangga kan?" tiba-tiba suara Haryadi mengagetkan Ningrum. 

"Iya kan? Betul Atau tidak? " lanjut Haryadi. Ningrum masih belum bisa konsentrasi.

"Melamun ya... Siapa yang ada dalam lamunan mu? " Tegur Haryadi

"Oh.. tidak, Aku sedang berusaha mengingat konsep yang sebelum itu," jawab Ningrum berbohong.

Bel tanda masuk kelas pun berbunyi, istirahat kedua telah habis, tinggal dua jam pelajaran lagi sesudah itu pulang.

"Nanti sore aku ke rumahmu, kita lanjutkan lagi diskusinya. Besok kan ulangan kimia," kata Hariyadi. 

"Oke, aku tunggu." 

oOo

Pelajaran jam terakhir pun dimulai. Pak Usman guru Sejarah Dunia memasuki ruangan. Pikiran Ningrum kacau tak bisa menerima pelajaran Sejarah Dunia, kelihatannya memang mendengarkan tetapi yang dia pikirkan lain. Dia tidak sepenuhnya berkonsentrasi

"Haryadi mau datang ke rumah? Benarkah? Mengapa hanya masalah datang ke rumah saja aku tak bisa konsentrasi seperti ini?" pikir Ningrum. 

"Ya Allah tenangkanlah pikiranku seperti semula" dengan tenang Ningrum tetap mengikuti pelajaran sampai bel tanda pelajaran selesai berbunyi.

oOo 

"Pulang sama Sundari? " tanya sandi ketika Ningrum sedang mengemasi alat-alat sekolahnya. 

"Tidak, aku bawa sepeda sendiri kok," jawab Ningrum. 

"Aku pulang duluan ya, mau diajak ayah ke Surabaya." 

"Oke, hati-hati," jawab Ningrum sambil mengemasi peralatan sekolahnya. 

Ningrum melihat kearah Haryadi, Haryadi sedang melamun, pandangannya jauh menembus keluar jendela kaca yang ada di sebelahnya. Pelan-pelan Ningrum mendatangi Haryadi yang sedang memandang jauh keluar. Entah apa yang sedang dipandangi.(bersambung)

1 komentar untuk "Layang-layang Ditelan Badai (10)"

  1. Lucky Club Casino Site
    Lucky Club Casino is offering you an easy and secure experience. We offer the best luckyclub online casino games from our users! · Choose from hundreds of slots & live casino games  Rating: 2 · ‎1 vote · ‎Price range: £

    BalasHapus