Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Memarahi Alam

 

jangan memarahi alam

Musibah dan bencana senantiasa mewarnai kehidupan manusia. Musibah dapat menerpa individu, keluarga, maupun kelompok. Musibah individu contohnya kematian, sakit, kecelakaan, ditipu bisnis, dan sebagainya. Musibah keluarga dan individu hampir sama. Karena dalam satu keluarga, apabila salah satu anggota keluarga sakit, maka anggota keluarga yang lainnya akan merasakan sakit. Apa yang harus dilakukan ketika tertimpa musibah? Hal yang pertama kali harus dilakukan adalah mengingat Tuhan. Mengingat Allah.

Musibah kelompok dapat diartikan musibah yang menerpa lebih banyak orang. Lebih luas daripada individu dan keluarga. Karena musibah kelompok ini menerpa banyak keluarga. Ini adalah musibah yang dialami banyak orang.

Contoh musibah seperti ini adalah bencana alam. Dimana banyak orang menjadi korbannya. Ketika bencana alam mendera, tidak sedikit yang mengalami kerugian. Baik materiil maupun non materiil. 

Kerugian materiil adalah kerugian yang bisa dihitung dengan uang, atau dengan nominal. Contoh : Rumah, bangunan, kendaraan, dan sebagainya. Sedangkan kerugian non materiil adalah kerugian yang tidak bisa dihitung dengan nominal. Contoh : kehilangan anggota keluarga, trauma psikis, cacat tubuh, dan dan sebagainya.

Bagaimanapun, musibah seharusnya menjadi pelajaran bagi seluruh makhluk hidup. Terutama manusia, yang bertugas sebagai khalifah diatas bumi. Manusia sebaiknya bisa mengambil hikmah dari bencana alam yang terjadi. Introspeksi.

Tuhan Marah

Bagi sebagian orang, bencana alam merupakan bentuk kemarahan Tuhan. Ada pula yang mengartikan kemarahan alam. 

Kemarahan Tuhan?! Rasanya begitu menakutkan. Tuhan marah! Jangankan Tuhan, sebagai anak kita akan takut setengah mati bila orang tua marah. Siswa diam seribu bahasa bila gurunya marah. Seorang pegawai hanya menunduk bila bosnya marah. Bayangkan, betapa terguncangnya seluruh makhluk di bumi apabila kemarahan itu  diluapkan Tuhan. Tuhan tidak pemarah, dia Maha Pengasih, Maha Penyayang, Welas Asih. 

Kemarahan Alam? Bisa jadi. Sebagaimana makhluk hidup lainnya, alam dan seisinya adalah ciptaan Tuhan. Meskipun berupa benda yang tidak bernyawa, namun setiap saat, setiap waktu, alam dan seluruh isinya senantiasa memanjatkan puja-puji kepada Tuhan. Ini berarti, alam (bumi, langit, dan seisinya)  pada hakikatnya adalah hidup. 

Jangan Memarahi Alam

Seseorang bisa marah, karena ada pemicunya. Biasanya karena ada hal yang tidak sesuai dengan kemauannya, tidak cocok Begitu juga alam. Alam bisa saja marah karena suatu sebab.

Kita sebagai manusia, tidak bisa menebak apa yang membuat alam marah. Namun dengan kemampuan berpikir, seharusnya manusia bisa introspeksi diri. Jagalah alam, cintailah alam. Kalau tidak bisa menjaga dan mencintai nya, jangan pernah memarahi alam. Tanpa disadari, seringkali kita memarahi alam. 

"Panas sekali hari ini. Ga ada hujan ya?!"

"Duh, hujan kok ga selesai-selesai!"

"Panas hujan, panas hujan! Ini yang bikin badan meriang!"

Jangan salahkan alam kalau marah, sedangkan kita sendiri juga sering memarahinya. 

Mendoakan Alam

Selain menjaga alam, alangkah baiknya kita juga memanjatkan doa untuk alam. Agar alam ini senantiasa dalam perlindungan Tuhan. Siapapun akan senang bila didoakan, termasuk alam. Bagaimana mendoakan alam? Dengan cara bersyukur. Bersyukurlah selama ini kita menginjak bumi, bersyukurlah bahwa makanan yang kita makan, semuanya berasal dari alam. 

Mendoakan alam

Sebelum makan, alangkah baiknya berdoa dan bersyukur dengan apa yang akan kita makan. Kita punya rumah, berdiri diatas tanah (bumi). Sesekali bersyukurlah kita didalam rumah yang telah mengayomi, melindungi dari hujan dan panas. Kita mencari nafkah, diatas bumi. Bersyukurlah dengan apa yang sudah dapat peroleh ketika mencari nafkah 

Dengan banyak bersyukur kepada Tuhan, secara tidak langsung kita telah mendoakan alam. Namun, apabila merasa bahwa rasa syukur masih belum cukup, doakanlah alam.

Cara mendoakan alam, bagi seorang muslim, dapat dilakukan dengan cara berdiri, duduk, atau jalan kaki. Ada beberapa orang yang bersila sambil kedua telapak tangan menyentuh bumi atau tanah. Lalu bersyukur dengan menyebut nama Allah. Bacakan Shalawat dan puji-pujian kepada Allah (Subhanallah,Alhamdulillah, Allahu Akbar) dengan menghayati perasaan syukur yang timbul. Begitu pula ketika melihat angin, melihat api, melihat air. Lakukan hal yang sama. 

Bila kita sering berinteraksi dengan alam, mendoakan alam, maka Insya Allah alam pun akan memberikan reaksi yang baik kepada kita. Kebaikan yang kita berikan ke alam, akan kembali kepada diri kita sendiri.

Posting Komentar untuk "Jangan Memarahi Alam"